NITROGEN :
- Membuat tanaman menjadi hijau segar
- Mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan tanaman
- Meningkatkan kandungan protein hasil panen
PHOSPHAT :
- Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan perakaran yang baik
- Mempercepat pembentukan bunga serta masaknya buah dan biji
- Meningkatkan rendemen dan komponen hasil panen tanaman biji-bijian
- Meningkatkan mutu benih dan bibit
KALIUM :
- Membantu tanaman lebih tegak dan kokoh
- Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit
KEUNGGULAN
PUPUK NPK (PONSKA) :
- Mengandung unsur hara N, P, K dan S sekaligus
- Kandungan unsur hara setiap butir pupuk merata
- Larut dalam air sehingga mudah dan dapat diserap oleh tanaman
- Sesuai untuk jenis tanaman padi, palawija, hortikultur dan buah-buahan.
PUPUK ORGANIK
(PUPUK KANDANG) :
Mempertahankan /
meningkatkan kandungan bahan organik tanah.
FUNGSI BAHAN
ORGANIK TANAH :
- Menyangga air
- Menyangga hara
- Memudahkan pengolahan tanah
- Pertumbuhan mikro organisme lebih baik
- Pertumbuhan akar lebih optimal
KONVERSI PUPUK
KIMIA:
Anjuran : Urea =
200 kg (46%)
TSP/SP36 = 150 kg (36%)
KCL = 75 kg (48%)
Kebutuhan N =
92
P = 54
K = 36
Pupuk yang
tersedia Ponska dan Urea :
Ponska (Per 100
kg) mengandung : N=15%, P=15%, K=15%,
S=10%
Kebutuhan P : 54
: 54/100 = 360 kg Ponska
N = 15/100 x 360 = 54
P = 15/100 x 360 = 54
K
= 15/100 x 360 = 54
N = 92 – 54 = 38 Urea 46% N
38/46
x 100 = 82,6
Berarti Ponska
= 360 kg
Urea = 80 kg
PENGELOLAAN
TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) PADI
USAHA PENINGKATAN
PENDAPATAN :
·
Peningkatan
Produktivitas (Hasil) melalui :
-
VUB
(Var Unggul Baru), VUTB (Var Unggul Tipe Baru), Padi Hibrida
-
Benih
/ bibit bermutu
-
Pemupukan
berimbang (berdasarkan pengelolaan hara spesifik lokasi (PHSL) : BWD dan
analisis tanah.
-
Penggunaan
bahan organik
o
Penurunan
biaya produksi / efisiensi :
-
Tenaga
kerja (traktor dan herbisida)
-
Penggunaan
benih (± 35 kg per Ha)
-
Pupuk
dan pestisida
-
Penggunaan
air (irigasi)
o
Penekanan
kehilangan hasil melalui :
-
PHT
-
Pengelolaan
gulma
-
Sistem
dan teknologi panen
o
Peningkatan
kualitas hasil melalui :
-
Penggunaan
Var Unggul Baru (VUB)
-
Sistem
pemupukan
-
Cara
panen
PTT :
- Meningkatkan
produktivitas padi,
- efisiensi input
dan sumber daya Pertanian
SIFAT PTT (Pengelolaan
Tanaman dan Sumber Daya Terpadu) :
- INTEGRASI : Pengelolaan Lahan, Air, Tanaman, OPT (L-A-T-O)
- INTERAKSI & SINERGISME : Komponen teknologi dan sumberdaya
- PARTISIPATIF : Dilakukan atas dasar kebutuhan, keinginan dan kehendak petani, dengan dukungan aparat
- DINAMIS : Teknologi harus selalu dievaluasi dan disempurnakan.
PTT adalah suatu
inovasi dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani padi melalui
perbaikan sistem / pendekatan dalam perakitan paket teknologi dan dinamisasi
komponen teknologi padi yang :
-
memiliki
efek sinergestik
-
dilakukan
secara partisipatif
-
bersifat
dinamis
Paket teknologi
PTT bersifat spesifik lokasi (biofisik dan sosial ekonomi)
TEKNOLOGI
DASAR :
- Bibit bermutu dan muda (15-21 hari)
- Varietas unggul (VUB, VUTB)
- BWD dan status hara tanah / petak omisi
- Bahan organik (pupuk kandang)
- Perbaikan aerasi tanah (irigasi berselang)
TEKNOLOGI
PILIHAN (SPESIFIK LOKASI) :
- Pengelolaan Tanaman, populasi (Legowo, larikan)
- Pengelolaan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
- Teknologi Panen
Bagi areal yang
laju kenaikan hasil melandai atau turun, karena tanah bermasalah/sakit,
komponen teknologi utama yang perlu diterapkan adalah :
-
benih
bermutu
-
bahan
organik
-
pengairan
berselang
-
pemupukan
N,P,K sesuai kebutuhan tanaman padi (plus unsur hara lain seperti Sulfur (S)
dan Seng (Zn) pada tanah-tanah bermasalah
REKOMENDASI
KOMPONEN TEKNOLOGI :
No.
|
Komponen Teknologi
(Rekomendasi Umum)
|
Rekomendasi Pendekatan PTT sesuai kondisi
setempat
|
1
|
Varietas Unggul
Baru
|
- Sesuai lingkungan setempat
- Sesuai dengan selera pasar
|
2
|
Benih bermutu
(berlabel) : bersih, sehat, bernas
|
- Benih berlabel (bersertifikat)
- Rendam dalam larutan garam/ZA. Ambil
yang tenggelam
|
3
|
Olah tanah
sempurna
|
- Sesuai keperluan dan kondisi lingkungan
- Faktor penentu : kemarau panjang, pola
tanam dan jenis tekstur tanah
|
4
|
Pemeliharaan
persemaian
|
- Persemaian basah atau kering
- Pemupukan seperlunya
|
5
|
Tanam bibit
muda
|
- Bibit umur (15-21 hari / 4 daun)
|
6
|
Atur tata tanam
secara tepat
|
- Tegel pada musim kemarau
- Jajar legowo dengan pilihan : 2:1, 3:1,
4:1 pada MP
|
7
|
Pemupukan N
(Urea), P (SP-36), K (KCL) atau ZK sesuai kebutuhan tanaman
|
- Pemupukan N sesuai Bagan Warna Daun
(BWD)
- Pemupukan P dan K sesuai analisis tanah
atau kebutuhan tanaman
|
8
|
Pengairan yang
efektif dan efisien sesuai dengan kondisi tanah
|
- Genangan pada tanah sarang bukaan baru
- Berselang pada tanah yang sudah stabil
dan kesediaan air cukup
|
9
|
Pengendalian
hama dan penyakit secara terpadu
|
- Penerapan komponen PHT secara bijaksana
sesuai jadwal tanam (golongan air)
- Penggunaan pestisida secara bijaksana
sesuai prinsip ambang ekonomi
|
10
|
Pengendalian
gulma secara tepat
|
- Penggunaan alat landak pada tata tanam
tegel dan jajar legowo
- Penggunaan herbisida sesuai kebutuhan
|
TEKNOLOGI
KESEPAKATAN PTT
-
Varietas
unggul spesifik lokasi : VUB, VUTB
-
Kebutuhan
benih : 30-35 kg/ha
-
Umur
bibit : 15-21 hari, 2-3 bibit per lubang
-
Jarak
tanam : teratur dan jajar legowo
-
Pemupukan
organik 2 ton/Ha
-
Pemupukan
: mengacu analisis tanah, BWD, urea, pupuk lain jika perlu
-
Pengairan
: tidak selalu tergenang
PENYIAPAN
BIBIT SEHAT :
-
Area
pesemaian : 300-500 m2/Ha
-
Daerah
endemis, benih harus diperlakukan : Dipupuk 200 g Urea, 100 g SP-36, 60 g KCL /
10 m2.
-
Umur
maksimum 21 hari
PENGAIRAN :
-
Saat
tanam kondisi air macak-macak dan ini dipertahankan selama ± 7 hari
-
Selanjutnya
beri air setelah tanah belah kecil-kecil ± 0,5 cm
-
Setelah
anakan maksimum, genangi lahan 5-10 cm (jangan sampai kekurangan air pada
stadia ini)
-
Pengeringan
air disesuaikan dengan pengendalian gulma
-
Saat
berbunga, padi sensitif terhadap kekurangan air
-
Genangi
lahan 5-10 cm s/d 10 hari sebelum panen.
Gejala Asem-aseman
:
-
Terjadi
pada MK-1
-
Tanaman
kerdil, daun kuning kecoklatan
-
Pada
lokasi yang sulit dikeringkan
-
Dipupuk
urea gejala makin parah
Teknologi
mengatasi asem-aseman :
-
Pemupukan
N diperlambat, sumber N menggunakan pupuk ZA
-
Pencelupan
akar pada larutan 2% ZnSO4 (20 gram/liter air)
-
Dipupuk
dasar 15-20 kg ZnSO4/Ha
-
Disemprot
larutan 0,5% ZnSO4 volume semprot 200 liter/Ha
-
Pemupukan
P dan K sesuai anjuran
-
Tanam
Memberamo, Kali Mas, Sintanur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar